Leave a comment

Kajian Al- Qur’an

Pelipur Lara Saat Dilanda Bencana

Tidak ada seorang manusia pun di alam dunia ini melainkan dia mendapatkan cobaan. Khususnya orang-orang yang beriman, sesuai dengan apa yang disebutkan Allah s.w.t. di dalam surat al- ‘ankabut, “Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan , “Kami telah beriman, “sedang mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah telah menguji orang-orang sebelum mereka. Maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang – orang yang dusta.”(QS. Al- ‘Ankabut:1-3).
Dan selain orang-orang beriman sangat panik menghadapi cobaan, mereka hidup dalam kegelisahan, keguncangan jiwa. Dan ketegangan berkepanjangan disebakan cobaan itu. Tetapi orang beriman mempunyai sesuatu yang dapat melipur dirinya, hingga dapat mengalihkan cobaan itu menjadi kegembiraan , hitam menjadi putih. Keguncangan menjadi kebahagiaan. Dan pelipur orang beriman yang paling utama saat tertimpah cobaan itu adalah, bahwasannya dia merasakan dirinya sebagai hamba Tuhan yang dilindungi-Nya.
Pelipur yang kedua adalah, dia merasa bahwa Allah s.w.t. lebih tahu dari pada dia tentang apa saja yang dapat membuatnya bahagia dan bermanfaat baginya.
Pelipur yang ketiga adalah, dia merasa bahwa dirinya akan mendapatkan pahala atas cobaan yang sedang menimpanya. Dan itu merupakan salah satu pintu penghapus dosa-dosa serta merupakana bentuk kasih saying dari Allah s.w.t. Untuk meringankan dosa yang banyak dengan berbagai cobaan itu.
Pelipur yang keempat adalah, dia ingat bahwasannya masih ada orang yang lebih berat cobaannya disbanding cobaan yang dialaminya.
Pelipur kelima adalah, dia ingat barang kali cobaan yang menimpanya itu antara lantaran dosa yang pernah dilakukannya, maka hal itu akan mendorongnya supaya banyak memohon ampunan (istighfar) dan semakin peka terhadap amal perbuatannya untuk mensucikannya dari cela-cela keburukan yang merasukinya.
Pelipur yang keenam adalah, dia ingat bahwasannya, cobaan yang menimpanya itu sesuai dengan kadar keimanan, maka orang yang paling teguh imannya dialah yang paling banyak menerima cobaan. Apa yang menimpanya itu merupakan suatu bentuk kabar gembira tentang bersemayamnya keimanan di dalam hatinya.
Pelipur yang ketujuh adalah, dia meyakini bahwa penentangnya, kegelisahannya, kepanikannya dan pengaduannya kepada orang lain itu sama sekali tidak akan merubah apa yang menimpa dirinya jika memang Allah s.w.t. tidak menghendaki untuk merubah dan melenyapkannya.
Inilah sebagian dari hal-hal yang dapat melipur diri orang yang beriman saat menghadapi cobaan untuk mengalihkan rasa kepanikan menjadi kebahagiaan, kegembiraan dan antusiasme.

Leave a comment